AFRINALDI
Laporan praktikum audio dan radio
Jumat, 28 November 2014
Selasa, 23 September 2014
PROGRAM LED MENGGUNAKAN Codevision AVR
/*****************************************************
This program was produced by the
CodeWizardAVR V2.05.0 Evaluation
Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2010 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com
Project :
Version :
Date : 22/09/2014
Author : Freeware, for evaluation and non-commercial use only
Company :
Comments:
Chip type : ATmega8535
Program type : Application
AVR Core Clock frequency: 12,000000 MHz
Memory model : Small
External RAM size : 0
Data Stack size : 128
*****************************************************/
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
// Declare your global variables here
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=P State6=P State5=P State4=P State3=P State2=P State1=P State0=P
PORTA=0xFF;
DDRA=0x00;
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTC=0x00;
DDRC=0xff;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00;
DDRD=0x00;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer1 Stopped
// Mode: Normal top=0xFFFF
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization
TIMSK=0x00;
// USART initialization
// USART disabled
UCSRB=0x00;
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
// ADC initialization
// ADC disabled
ADCSRA=0x00;
// SPI initialization
// SPI disabled
SPCR=0x00;
// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=0x00;
while (1)
{
// Place your code here
/*
PORTC.0=1;
PORTC.2=1;
PORTC.4=1;
PORTC.6=1;
}
}
Jumat, 25 April 2014
LAPORAN 8 RADIO PEMANCAR PENERIMA FM DAN AM
LAPORAN 8
PRAKTIKUM AUDIO DAN RADIO
Blok Pemancar Penerima FM dan AM
AFRINALDI
1201944
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
A. Tujuan
Setelah pratikumini siswa iharapkan
dapat:
1.
Mengetahui blok rangkaian fungsi
dari bagian penerima radio FM.
2.
Mengetahui krakteristik kerja
rangkain penerima FM.
3.
Melihat besaran bentuk sinyal dari
masing-masing bagian pada penerima FM.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang ibutuhkan pada
pratikum kali ini adalah:
1.
Trainer penerima FM
2.
Osiloskop
3.
RFG
4.
Mulitimeter
5.
Toolset
6.
Kabel listrik
B. Teori
Pendukung
1. Radio Penerima FM
Radio komunikasi FM merupakan radio broadcast yang banyak
digunakan. Dibandingkan dengan jenis radio komunikasi yang lainnya dikarenakan
suara yang dihasilkan jauh lebih bersih dibandingkan yang lainnya dan gangguan
dari noise terhadap sinyal informasi yang dihasilkan jauh lebih rendah
dibandingkan radio siaran lain. Radio komunikasi FM bekerja pada spektrum
frekuensi VHF 88-108 MHz dengan jenis modulasi frekuensi (FM). Pada system
komunikasi broadcast FM selain suara yang dihasilkan lebih bersih juga menggunakan
system stereo yang akan menghasilkan suara lebih bagus dibandingkan dengan
system mono sesuai dengan format system
audio yang banyak dikembangkan yaitu format audio stereo.
Gambar
1.Blok Penerima FM Mono
- Antena: Menangkap gelombang elektromagnetik dari stasiun pemancar radio.
- Penala (Tuning): memilih signal dari stansiun pemancar (FRF) yang diinginkan dengan cara membuat suatu rangkaian resonator yang frekuensi resonansinya dapat diubah-ubah (digeser). Daerah kerja penala tergantung dari frekuensi yang akan diterima dan menurut aturan internasional FM = 88 – 108 MHz.
- RF Amp : menguatkan sinyal RF dari stasiun pemancar yang telah ditala oleh penala.
- Pencampur (Mixer) : mencampur sinyal yang diterima dri penala yang telah dikuatkan RF Amp. dengan sinyal dari oscilator. Output pencampur mempunyai keluaran yang kompleks karena terdiri dari banyak frekuensi, namun karena ditala oleh pda frekeunsi IF maka diperoleh sinyal dengan frekuensi IF = 10,7 MHz.
- Osilator Lokal (Local Osc.) : membangkitkan gelombang listrik kontinyu dengan frekuensi tertentu. Frekuensi oscillator lokal untuk FM berkisar dari 98,7 MHz – 118,7 MHz karena Band Width untuk spektrum frekuensi FM Broadcasting (88 MHz – 108 MHz) + Frekuensi IF FM 10,7 MHz.
- Penguat IF (IF Amp.) : menguatkan sinyal frekuensi antara (FIF = 10,7 MHz) hasil keluaran dari pencampur. Penguat IF sangat penting karena kekuatan sinyal mengalamai pengurangan selama proses pencampuran (mixing) sehingga sinyal IF perlu dikuatkan kembali untuk mengembalikan sensitivitas dari penerima.
- Limitter : rangkaian yang mempunyai amplitudo output yang konstan untuk semua input yang melebihi level tertentu dengan tujuan menghilangkan noise pada penerima FM. Rangkaian limitter bekerja dengan sistem membatasi/memotong amplitudo yang menyebabkan noise.
- Discriminator = FM Detector : berfungsi memungut kembali informasi dari frekuensi tinggi pembawanya. Discriminator dapat juga disebut FM detektor. Dapat juga di definisikan sebagai rangkaian yang merubah variasi frekuensi atau variasi fasa menjadi variasi amplitudo.
- Deemphasis Network: berfungsi mengembalikan frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi (informasi) kembali pada level amplitudo yang setara dengan frekuensi rendahnya. Seperti diketahui, untuk menekan noise, pada pemancar dilakukan preemphasis dimana level amplitudo frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi dinaikkan.
- AFC (Automatic Frequency Control): Rangkaian ini berfungsi mengontrol kestabilan frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan karena ketidak stabilan frekuensi lokal osilator menyebabkan penyimpangan penerimaan frekuensi pembawa.
- Penguat Audio (AF Amplifier) : rangkaian yang berfungsi menguatkan sinyal audio (informasi) agar memiliki daya yang cukup kuat untuk menggerakkan beban loudspeaker.
- Loudspeaker: tranduser yang berfungsi untuk mengubah sinyal-sinyal listrik audio menjadi sinyal suara akustik yang dapat didengar.
Cara Kerja Radio FM :
·
Rangkaian
tingkat penguat RF dan osilator lokal pada radio penerima FM ditala oleh sbuah
kapasitor variabel 3 kolom satu poros. Pada Radio penerima FM komersial,
digunakan bakuan :
·
Dengan
demikian, frekuensi osilator lokal dapat diubah dari 98,7 MHz sampai 118,7 MHz,
sehingga dari Pencampur menghasilkan suatu frek IF 10,7 MHz. Bagian Penguat IF
terdiri dari beberapa tingkat dengan gain tinggi dimana satu atau beberapa
darinya adalah pembatas amplitudo yang biasanya diatur agar mempunyai suatu
ambang permukaan kira-kira 1 mV pada input tingkat pembatas. Seluruh tingkat di
tala sedemikian rupa dengan frekuensi tengah 10,7 MHz dengan bandwidth 150 kHz.
·
Diskriminator
yang umum digunakan adalah detektor Reaktif (Quadratur Detector) atau yang
lebih dikenal dengan Diskriminator Fasa yang bergantung juga pada hubungan
frekuensi/sudut dari suatu rangkaian tala. Cara Kerja detektor radio FM jenis
ini pada dasarnya merupakan rangkaian yang tegangan keluarannya sebanding
dengan beda antara frekuensi acuan dan frekuensi sinyal masuk. Kelebihan dari
detektor ini adalah dalam hal rangkaian tala yang diperlukan yaitu hanya satu
saja. AFC (Automatic Frequency Control). AFC pada Radio Penerima FM adalah
untuk menstabilkan penerimaan. Cara kerja AFC pada radio FM adalah penerapan
dari feedback negatif. Untuk ini diturunkan sebuah sinyal yg besarnya sebanding
dengan deviasi rata-rata dari frekuensi tengah yang diterima pada titik tengah
Bandpass IF penerima. Sinyal ini digunakan untuk mengubah reaktansi sebuah
dioda tala (Varaktor) pda rangkaian osilator untuk menggeser frekuensinya,
sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan membawa sinyal tersebut kembali ke
tengah Bandpass IF.
·
Pada pemancar FM, untuk mengantisipasi penurunan
deviasi frekuensi pemancar akibat dari penurunan amplitudo sinyal modulasi pada
frek tinggi sinyal pemodulasi digunakan rangkaian pre-emphasis. Cara kerja
rangkaian ini akan meningkatkan dengan 6 dB/Oktaf untuk frekuensi sinyal
modulasi di atas 2,1 kHz. Penerapan pre-emphasis pda pemancar FM secara langsung juga
mengakibatkan deviasi frekuensi FM akan lebih lebar pada nada-nada tinggi audio
sinyal pemodulasi (treble). Akibatnya, pada radio penerima FM, kebisingan sinyal keluaran
yang disebabkan oleh modulasi fasa meningkat langsung sebanding dengan
frekuensi atau dengan 6 bB/Oktaf. Sebuah filter yang dinamakan jaringan
De-emphasis akan memperlemah kebisingan dengan 6 dB/Oktaf, dngan demikian
jaringan kebisingan dpat diratakan pada sisi keluarannya. Rangkaian
de-emphasis secara sederhana dapat diwujudkan oleh sebuah jaringan RC yang
membentuk rangkaian LPF (Low Pass Filter) dengan frekuensi cut-off = 2,1
kHz.
·
Pengatur
volume dan nada serta sebuah penguat audio digunakan untuk memperkuat daya
sinyal tegangan keluaran dari rangkaian diskriminator fasa setelah melalui
rangkaian de-emphasis. Cara kerja nya adalah dengan menguatkan arus dan
tegangan sinyal audio dari taraf mili-Watt sedemikian hingga dapat menggetarkan
membran Loudspeaaker. Penguat audio yang digunakan pada radio penerima FM adalah penguat audio yang memiliki jangkauan frekuensi
minimal sampai dengan 15 kHz sesuai lebar bidang modulasi pemancar FM untuk
mendapatkan karakteristik kualitas Hifi pada reproduksi audio (musik).
2.
Radio Penerima AM
Radio Komunikasi AM merupkan radio
jenis komunikasi yang bekerja pada spektrum frekuensi High Frekuensi(HF) 3-30
Mhz dan jenis modulasi amplitudo (AM).Pada pemancar sinyal informasi
(suara)ditumpangkan pada sinyal pembawa(carrier) yang lebih tinggi frekuensinya
dari frekuensi informasi ddengan teknik modulasi AM, dan sinyal hasil modulasi diperkuat dan
dipancarkan ke udara oleh anten menjadi gelombang elektromagnetik.
Pada
penerima AM berfungsi sebaliknya, gelombang elektromagnetik di udara diterima oleh antenA penerima,dipilih frekuensi oleh bagian penala dan di demodulasikan kembali sehiga hanya
sinyal audio saja yang akan diteruskan dan diperkuat sehingga dapat didengarkan
oleh telinga manusia melalui loudspeaker.
Gambar 2. Blok diagram penerima AM Super Heterodyne
Bagian
RF,Mixer,dan oscilator berfungsi sebagai
tuning yang berfungsi memilih siaran yang diinginkan dan akan menghasilkan
frekuensi IF sebesar 455 KHz
1.
Antenna berfungsi sebagai pengubah /
transducer gelombang elektromagnetik menjadi isyarat listrik.
2.
Penala
(Tuning) merupakan RF filter yang berfungsi sebagai pemilah frekuensi
dari sekian banyak pemancar yang bekerja pada frekuensi AM 535Khz-1605Khz.
3.
Bagian IF
Amplifier berfungsi memperkuatkan amplitudo sinyal yang dihasilkan oleh bagian
tuner(sinyal frekuensi antara)sebesar 455 Khz sehingga besarannya sinyal
tersebut mencapai nilai yang mampu diolah oleh rangkaian berikutnya.
4.
AM Demodulator
berfungsi memisahkan dan menghilangkan sinyal cariier dari sinyal informasi (audio),sinyal informasi akan diteruskan ke
bagian berikutnya dan sinyal carrier akan dihilangkan. AM Demodulator terdiri dari sebuah dioda
dan kapasitor, dioda melewatkan setengah IF kemudian kapasitor merecover
menjadi sinyal audio. Proses ini tidak beda seperti halnya rangkaian penyearah
setengah gelombang.
5.
AF Voltage
Amplifier dan AF Power Amplifier merupakan bagian penguat audio yang akan memperkuatkan sinyal suara
dan menggerakkan loudspeaker sehingga menghasilkan getaran suara yang dapat
didengarkan oleh telinga manusia.
6.
Pencampur (Mixer), frekuensi yang telah dipilih penala oleh mixer
kemudian digabungkan dengan frekuensi Local Oscilator sehingga menghasilkan
frekuensi antara (FIF) sebesar 455Khz. Ada referensi lain yang menggunakan
standar IF 470Khz. Frekuensi IF merupakan hasil pengurangan antara
frekuensi oscilator lokal dengan frekuensi RF yang diterima (If 455Khz
= fo – fc).
7.
Osilator Lokal (Local Oscilator)
merupakan pembangkit frek sinus konstan tertala oleh sebuah kapasitor variabel
yang nilainya linear dengan kapasitor variabel Tuning. Besar frekuesi yang
dihasilkan oleh osc lokal ini selalu lebih tinggi
455 kHz dari frek RF yang diterima, yaitu:
fo = (f + 455) Khz.
8.
Penguat AF (Audio Frequency Amplifier) merupakan penguat frek suara sehingga sinyal audio dari
detektor menjadi cukup kuat menggerakan speaker.
9.
Loud speaker merupakan transducer /
pengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara.
D. Langkah
kerja dan Data Pratikum
1. Melengkapi
peralatan dan bahan pratikum yang akan digunakan ,memeriksa terlebih dahulu
peralatan dan memastikan dalam keadaan bekerja.
2. Merakit dan menginstalasi trainer penerima FM engan benar.
3. Mencari salah satu siaran yang paling bersih yaitu 90.8 MHz
( RRI pro2 FM )
4. Melakukan pengukuran pada keluaran dari bagian tuner yang
akan menghasilkan IF sebesar 10,7 KHz dan menggambarkan bentuk sinyal dan
mencatat pada table berikut ini:
5. Melakukan pengukuran pada bagian
keluaran IF Amplifier, membandingkan sinyal keluaran sinyal yang masuk pada
bagian ini.Apa yang diperkuatkan dan berapa penguatan pada bagian ini.
Sinyal if input
|
Sinyal if output
|
6.
Pada bagian FM Demodulator terjadi
pemisahan antara sinyal carrier dengan sinyal informasi lakukan pengamatan dan gambarkan bentuk dari
keluaran rangkaian ini?
7.
Pada bagian terakhir melakukan
pengukuran pada bagian audio, brerapa kali penguatan yang ilakukan pada bagian
ini? Dan menggambarkan bentuk sinyal outputnya.
Gambar keluaran pada bagian audio
E. Evaluasi Praktikum / Penugasan
1. Pada system penerima stereo paa
bagian mana terjadi pemisahan sinyal kanal suara stereo,apa nama bagiannya?
Lakukan pengukuran untuk masing-masing kanal pada keluaran tersebut? Gambarkan
bentuk kedua sinyal dari masing-masing bagian.
2. Buatkan blok diagram penerima FM
stereo sesuai dengan trainer anda?
3. Apa fungsi rangkain AFC pada
penerima FM? Dan jelaskan prinsip kerjanya?
Jawab: AFC (Automatic Frequency Control) adalah pengontrol kestabilan frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan krena ketidak
stabilan frekuensi oscillator lokal menyebabkan
penyimpangan penerimaan frekuensi pembawa.
4. Kenapa pada penerima FM kualitas
audio lebih bagus dibandingkan dengan penerima AM?
Jawab: Karena FM lebih tahan thadap gangguan
sehingga di pilih untuk sebagai modulasi standart untuk
frekuensi tinggi,noise(distorsi) lebih kecil dan (kualitas lebih baik,selain itu
daya yang dibutuhkan lebih kecil.
5. Apa yang
dimaksud dengan radio penerima super heterodyne?apa bedanya dengan yang bukan
super hetorodyne?
Jawab: superheterodyne adalah pembangkitan
frekuensi-frekuensi campuran di atas batas pendengaranSistem radio penerima AM
Superheterodyne dapat digunakan pada penerima radio dan televisi. Sinyal
yang masuk, pertama akan di terima oleh Antenna lalu sinyal akan dipisahkan dan
dicampur dengan satu sinyal RF yang berasal dari osilator pada pesawat penerima
itu sendiri. Sinyal IF dihasilkan dari selisih suatu pencampuran sinyal tersebut,
pada umumnya sinyal tersebut menghasilkan frekuensi sekitar 455 KHz.
6. Apa fungsi
rangkaian AGC pada penerima superheterodyne dan jelaskan prinsip kerjanya?
Jawab: Untuk mengatur keluaran signal pada
detektor agar tetap konstan dengan umpan positif atau negatif kepada RF Amp.
F. KESIMPULAN
- Pada pemancar FM, untuk mengantisipasi penurunan deviasi frekuensi pemancar akibat dari penurunan amplitudo sinyal modulasi pada frekuensi tinggi sinyal pemodulasi digunakan rangkaian pre-emphasis.
- Radio Komunikasi AM merupkan radio jenis komunikasi yang bekerja pada spektrum frekuensi High Frekuensi(HF) 3-30 Mhz dan jenis modulasi amplitudo (AM).
- Beda utama antara gelombang AM dengan FM adalah cara memodulasi suaranya. FM dapat diterima dengan pola mono atau stereo. Gelombang FM mempunyai range tambahan sebesar plus 455 KHz. Pada mixer terjadi proses penjumlahan dan pengurangan dimana frekuensi IF = Frekuensi antena - Frekuensi osciloscope.
- Dari Pratikum dapat disimpukan penerima FM lebih bagus dari pada penerima AM dan FM lebih tahan terhadap noise, dimana frekuensinya diantara 88-108 MHz